Minggu, 22 Desember 2013

IPTEK dan Kemiskinan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pada era globalisasi ini kemajuan IPTEK dimuka bumi ini makin pesat. Yang dimana ilmu pengetahuan sangat dibuuhkan untuk perkembangan akal manusia agar tidak ketinggalan informasi, sedangkan teknlogi dibutuhkan untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Ilmu pengetahuan ini ditujukan untuk para generasi muda agar bisa makin diasah dan makin berkembang ilmu yang mereka miliki. Karena apabila mereka tidak mengasahnya ilmu itu sendiri dapat hilang secara otomatis dari otak karena tidak ada penambahan dan pengasahan ilmu tersebut, dengan kata lain anak tersebut malas untuk belajar dan mencari ilmu untuk ke depannya. Nah akibat dari semua itu dapat menimbulkan kemiskinan karena tidak ada inovasi, kreatif dan sebagaimana mestinya.
BAB II
PEMBAHASAN
I.            IPTEK Dan Kemiskinan
       I.               Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dan teknologi atau lebih dikenal dengan IPTEK mempunyai banyak pengertian menurut para ahli. Dari keseragaman pendapat itu, dapat disimpulkan bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dalam pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/ logis, empiris, umum dan akumulatif. Sedangkan untuk mengartikan pengetahuan sendiri ada beberapa tokoh yang mengungkapkan pendapatnya seperti:
1.      Bacon dan David Home menyatakan, bahwa pengetahuan sebagai pengalaman indera dan bathin.
2.      Immanuel Kant menyatakan bahwa pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman.
3.      Phyrro menyatakan bahwa tidak ada kepastian dalam pengetahuan.
Secara umum, pengatahuan adalah kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, dan penerangan-penerangan yang keliru.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu :
1.      Epistemologis merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh ilmu pengetahuan.
2.       Ontologis merupakan hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan objek formal dari suatu pengetahuan.
3.      Aksiologis adalah asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
     II.               Teknologi
“Technology” atau dikenal dengan teknolgi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada. Tujuan dari adanya teknolgi untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi manusia atau dengan kata lain mempermudah pekerjaan manusia.
Sedangkan ada maksud yang mengatakan teknologi yang tepat guna mempunyai tiga persyaratan yaitu:
a.  Persyaratan Teknis,yang termasuk di dalamnya adalah:
           ·         Memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin
            bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor.
           ·         Jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
           ·         Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat                    dihindari kerusakan atas mutu hasil.
           ·         memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.
b.  Persyaratan Sosial, meliputi :
·                 Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada.
·                 Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang.
·                 Menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
·                 Membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis.
c.  Persyaratan Ekonomik, yaitu :
·         Membatasi sedikit mungkin kebutuhan modal.
·         Mengarahkan pemakaian modal agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional.
·         Menjamin agar hasil dan keuntungan akan kembali kepada produsen.
·         Dapat mengarahkan lebih banyak produsen ke arah cara penghitungan ekonomis yang sehat.
  III.               Kemiskinan
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh. Atau dengan pendapat lain, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Kemiskinan menurut pendapat umum dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
A.        Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah dan mental seseorang.
Pada aspek badaniah, biasanya orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
B.        Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam.
Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
C.        Kemiskinan buatan atau kemiskinan struktural.
Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena struktur ekonomi, sosial dan politik.
Usaha memerangi kemiskinan dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan dan memberikan pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin. Karena dengan cara ini bukan hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat dapat dinaikkan seperti warga lainnya. Dengan lapangan kerja dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan merangsang berbagai kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.
  IV.               Hubungan antara IPTEK dengan kemiskinan
Hubungan antara ilmu dan pengetahuan itu seperti tidak dapat dipisahkan. Bahkan ada teori yang mengatakan bahwa hubungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai berikut:
Ilmu tanpa teknologi adalah steril dan teknologi tanpa ilmu adalah statis (Ilmu tanpa teknologi tidak berkembang dan teknologi tanpa ilmu tidak berakar).
      IPTEK sendiri pastinya mempunyai dampak positif dan dampak negatif, berikut adalah penjelasannya:
Dampak Positif
Dampak Negatif
a)      Memberikan berbagai kemudahan
b)      Mempermudah meluasnya berbagai informasi
c)      Bertambahnya pengetahuan dan wawasan
a)      Mempengaruhi pola berpikir
b)      Hilangnya budaya Tradisional
c)      Banyak menimbulkan berbagai kerusakan
Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Contoh kasus:
Tika Bisono: Anak-anak Indonesia Harus Tahu Perkembangan TI
Sumber: Kompas.com
SELASA, 19 FEBRUARI 2008 | 19:04 WIB
JAKARTA, SELASA – Selama beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi informasi (TI) semakin maju sejalan dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Pengenalan terhadap perangkat teknologi pun seharusnya sudah dilakukan sejak dini agar tidak “gaptek” atau gagap teknologi di era globalisasi yang semakin berkembang apalagi di Indonesia.
“Anak-anak Indonesia seharusnya sudah dikenalkan pada teknologi itu sejak pre-school. Sekitar usia empat tahun.” ujar Tika Bisono, dalam acara Memanfaatkan Perangkat Tehnologi untuk Pengembangan Kreativitas Anak, di Kidzania, Jakarta, Selasa (19/2).
Menurut Tika Bisono, penggunaan teknologi informasi yang semakin canggih pada anak-anak, seharusnya mendapat pendampingan dari orang tua. “Orangtua dapat mengarahkan anak-anak dalam penggunaan perangkat-perangkat teknologi tersebut, sehingga penggunaannya tidak melewati batas-batasnya. Tapi orangtuanya harus belajar dulu. Ya perlu semacam edukasi teknologi untuk orangtua,” ujar Tika.
Menurut hasil penelitian lembaga riset pasar ritel dan konsumen global, NPD Group yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat, pada pertengahan 2007, anak-anak usia empat sampai lima tahun yang berada di Amerika Serikat, paling sering menggunakan perangkat teknologi komputer.
Walaupun penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat namun hasilnya bisa menjadi sebuah rujukan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, seiring dengan meningkatnya fenomena anak-anak yang akrab dengan dunia TI.
Tika mengungkapkan saat ini anak-anak kelas menengah keatas di Indonesia memiliki kemampuan yang tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), karena memiliki akses yang memadai. “Ini seharusnya menjadi sorotan pemerintah. Bagaimana anak-anak menengah ke bawah pun bisa memiliki akses untuk tahu tentang kemajuan teknologi,” tambah Tika.
Pembahasan:
Dari studi kasus diatas pembangunan ekonomi di Indonesia memang belum merata disetiap daerah. Hal ini dapat dibuktikan dari masih minimnya sarana teknologi untuk siswa-siswa yang masih tinggal di daerah terpencil.

BAB III
Penutup

1)    Kesimpulan
Seiring berjalannya waktu, IPTEK pasti akan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Setiap individu berlomba-lomba menciptakan hal-hal yang baru. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat diprihatinkan untuk anak remaja masa kini sebagai penerus generasi bangsa. Tapi tidak menutup kemungkinan semua orang untuk tetap mengembangkan IPTEKnya. Sangat diprihatinkan karena mereka (generasi penerus) kadang salah mengartikan apa itu ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih. Ilmu pengetahuan dan teknologi zaman sekarang ternyata disalahgunakan contohnya ilmu yang seharusnya ia kembangkan malah dibiarkan begitu saja layaknya air yang mengalir, padahal kalau tidak diasah terus menerus ilmu itu akan menghilang secara otomatis dari otak karena tidak ada penambahan dan pengasahan ilmu tersebut, dengan kata lain anak tersebut malas untuk belajar dan mencari ilmu untuk ke depannya. Karena sebenarnya kemalasan tersebut lah sebagai faktor utama penyebab kemiskinan dimuka bumi.
2)    Saran
Dalam hidup era gloalisasi ini harus lah tetap mengembangkan IPTEK. Sebab jika sebuah ilmu itu tidak dikembangkan ilmu itu akan ”stuck” dan tidak akan mengalami kemajuan atau istilahnya adalah “Gaptek atau Gagal technology”.Akibatnya dari semua itu  dapat menimbulkan kemiskinan untuk orang tersebut. Untuk itu terus kembangkan dan berbagilah ilmu tersebut karna sebuah ilmu tidak akan habis jika dibagikan justru akan bertambah.
Sumber:
·       http://kategori-baca.blogspot.com/2013/01/iptek-dan-kemiskinan.html

0 komentar:

Posting Komentar