BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pada
era globalisasi ini kemajuan IPTEK dimuka bumi ini makin pesat. Yang dimana
ilmu pengetahuan sangat dibuuhkan untuk perkembangan akal manusia agar tidak
ketinggalan informasi, sedangkan teknlogi dibutuhkan untuk mempermudah
pekerjaan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Ilmu pengetahuan ini ditujukan
untuk para generasi muda agar bisa makin diasah dan makin berkembang ilmu yang
mereka miliki. Karena apabila mereka tidak mengasahnya ilmu itu sendiri dapat
hilang secara otomatis dari otak karena tidak ada penambahan dan pengasahan
ilmu tersebut, dengan kata lain anak tersebut malas untuk belajar dan mencari
ilmu untuk ke depannya. Nah akibat dari semua itu dapat menimbulkan kemiskinan
karena tidak ada inovasi, kreatif dan sebagaimana mestinya.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
IPTEK Dan Kemiskinan
I.
Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan dan teknologi atau lebih dikenal dengan IPTEK mempunyai banyak
pengertian menurut para ahli. Dari keseragaman pendapat itu, dapat disimpulkan
bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh
dalam pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/
logis, empiris, umum dan akumulatif. Sedangkan untuk mengartikan pengetahuan
sendiri ada beberapa tokoh yang mengungkapkan pendapatnya seperti:
1.
Bacon dan David Home menyatakan, bahwa
pengetahuan sebagai pengalaman indera dan bathin.
2.
Immanuel Kant menyatakan bahwa
pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman.
3.
Phyrro menyatakan bahwa tidak ada
kepastian dalam pengetahuan.
Secara
umum, pengatahuan adalah kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil penggunaan
panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, dan
penerangan-penerangan yang keliru.
Ilmu
pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan
yang disusunnya yaitu :
1.
Epistemologis
merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh
ilmu pengetahuan.
2.
Ontologis merupakan
hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud
yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan
objek formal dari suatu pengetahuan.
3.
Aksiologis adalah
asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
II.
Teknologi
“Technology” atau dikenal dengan
teknolgi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara
mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala
nilai yang ada. Tujuan dari adanya teknolgi untuk memecahkan masalah-masalah
praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi manusia
atau dengan kata lain mempermudah pekerjaan manusia.
Sedangkan ada maksud yang mengatakan
teknologi yang tepat guna mempunyai tiga persyaratan yaitu:
a. Persyaratan Teknis,yang termasuk di
dalamnya adalah:
·
Memperhatikan kelestarian tata
lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin
bahan baku dan
sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor.
·
Jumlah produksi harus cukup dan mutu
produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
·
Menjamin agar hasil dapat diangkut ke
pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas
mutu hasil.
·
memperlihatkan tersedianya peralatan
serta operasi dan perawatannya.
b.
Persyaratan Sosial,
meliputi :
·
Memanfaatkan keterampilan yang sudah
ada.
·
Menjamin timbulnya perluasan lapangan
kerja yang dapat terus menerus berkembang.
·
Menekan seminimum mungkin pergeseran
tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
·
Membatasi sejauh mungkin timbulnya
ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar peningkatan produksi
berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial
dan budaya yang dinamis.
c. Persyaratan
Ekonomik, yaitu :
·
Membatasi sedikit mungkin kebutuhan
modal.
·
Mengarahkan pemakaian modal agar
sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional.
·
Menjamin agar hasil dan keuntungan
akan kembali kepada produsen.
·
Dapat mengarahkan lebih banyak
produsen ke arah cara penghitungan ekonomis yang sehat.
III.
Kemiskinan
Kemiskinan pada dasarnya merupakan
salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya
pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan yang dimaksud adalah
kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan
apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok
seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh. Atau dengan pendapat lain, yaitu
adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang
dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Kemiskinan menurut pendapat umum dapat
dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
A.
Kemiskinan
yang disebabkan aspek badaniah dan mental seseorang.
Pada aspek badaniah, biasanya orang
tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat
jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas
bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
B.
Kemiskinan
yang disebabkan oleh bencana alam.
Biasanya pihak pemerintah menempuh dua
cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan
mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
C.
Kemiskinan
buatan atau kemiskinan struktural.
Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada
kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena
struktur ekonomi, sosial dan politik.
Usaha memerangi kemiskinan dapat
dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan dan memberikan pendapatan yang layak
kepada orang-orang miskin. Karena dengan cara ini bukan hanya tingkat
pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai manusia dan sebagai warga
masyarakat dapat dinaikkan seperti warga lainnya. Dengan lapangan kerja dapat
memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan merangsang berbagai
kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.
IV.
Hubungan antara IPTEK dengan
kemiskinan
Hubungan antara ilmu dan pengetahuan
itu seperti tidak dapat dipisahkan. Bahkan ada teori yang mengatakan bahwa
hubungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai berikut:
“Ilmu
tanpa teknologi adalah steril dan teknologi tanpa ilmu adalah statis (Ilmu
tanpa teknologi tidak berkembang dan teknologi tanpa ilmu tidak berakar).
IPTEK
sendiri pastinya mempunyai dampak positif dan dampak negatif, berikut adalah
penjelasannya:
Dampak Positif
|
Dampak Negatif
|
a)
Memberikan
berbagai kemudahan
b)
Mempermudah
meluasnya berbagai informasi
c)
Bertambahnya
pengetahuan dan wawasan
|
a)
Mempengaruhi pola berpikir
b)
Hilangnya budaya Tradisional
c)
Banyak menimbulkan berbagai
kerusakan
|
Dalam hal kemiskinan struktural,
ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat
dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula.
Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan
terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Kemiskinan diantaranya disebabkan
oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber
kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem
atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Contoh kasus:
Tika Bisono: Anak-anak Indonesia Harus Tahu Perkembangan TI
Sumber: Kompas.com
SELASA, 19 FEBRUARI 2008 | 19:04 WIB
JAKARTA, SELASA – Selama beberapa tahun terakhir ini perkembangan
teknologi informasi (TI) semakin maju sejalan dengan kebutuhan manusia yang
semakin meningkat. Pengenalan terhadap perangkat teknologi pun seharusnya sudah
dilakukan sejak dini agar tidak “gaptek” atau gagap teknologi di era
globalisasi yang semakin berkembang apalagi di Indonesia.
“Anak-anak Indonesia seharusnya sudah dikenalkan pada teknologi
itu sejak pre-school. Sekitar usia empat tahun.” ujar Tika Bisono, dalam acara
Memanfaatkan Perangkat Tehnologi untuk Pengembangan Kreativitas Anak, di
Kidzania, Jakarta, Selasa (19/2).
Menurut Tika Bisono, penggunaan teknologi informasi yang semakin
canggih pada anak-anak, seharusnya mendapat pendampingan dari orang tua.
“Orangtua dapat mengarahkan anak-anak dalam penggunaan perangkat-perangkat
teknologi tersebut, sehingga penggunaannya tidak melewati batas-batasnya. Tapi
orangtuanya harus belajar dulu. Ya perlu semacam edukasi teknologi untuk
orangtua,” ujar Tika.
Menurut hasil penelitian lembaga riset pasar ritel dan konsumen
global, NPD Group yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat, pada
pertengahan 2007, anak-anak usia empat sampai lima tahun yang berada di Amerika
Serikat, paling sering menggunakan perangkat teknologi komputer.
Walaupun penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat namun
hasilnya bisa menjadi sebuah rujukan bagi negara-negara berkembang seperti
Indonesia, seiring dengan meningkatnya fenomena anak-anak yang akrab dengan
dunia TI.
Tika mengungkapkan saat ini anak-anak kelas menengah keatas di
Indonesia memiliki kemampuan yang tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek), karena memiliki akses yang memadai. “Ini seharusnya menjadi
sorotan pemerintah. Bagaimana anak-anak menengah ke bawah pun bisa memiliki
akses untuk tahu tentang kemajuan teknologi,” tambah Tika.
Pembahasan:
Dari studi kasus diatas pembangunan ekonomi di Indonesia memang
belum merata disetiap daerah. Hal ini dapat dibuktikan dari masih minimnya
sarana teknologi untuk siswa-siswa yang masih tinggal di daerah terpencil.
BAB III
Penutup
1) Kesimpulan
Seiring berjalannya waktu, IPTEK pasti
akan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Setiap individu berlomba-lomba
menciptakan hal-hal yang baru. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
diprihatinkan untuk anak remaja masa kini sebagai penerus generasi bangsa. Tapi
tidak menutup kemungkinan semua orang untuk tetap mengembangkan IPTEKnya. Sangat
diprihatinkan karena mereka (generasi penerus) kadang salah mengartikan apa itu
ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih. Ilmu pengetahuan dan teknologi
zaman sekarang ternyata disalahgunakan contohnya ilmu yang seharusnya ia
kembangkan malah dibiarkan begitu saja layaknya air yang mengalir, padahal
kalau tidak diasah terus menerus ilmu itu akan menghilang secara otomatis dari
otak karena tidak ada penambahan dan pengasahan ilmu tersebut, dengan kata lain
anak tersebut malas untuk belajar dan mencari ilmu untuk ke depannya. Karena sebenarnya
kemalasan tersebut lah sebagai faktor utama penyebab kemiskinan dimuka bumi.
2)
Saran
Dalam hidup era gloalisasi ini harus
lah tetap mengembangkan IPTEK. Sebab jika sebuah ilmu itu tidak dikembangkan ilmu
itu akan ”stuck” dan tidak akan mengalami kemajuan atau istilahnya adalah “Gaptek
atau Gagal technology”.Akibatnya dari semua itu dapat menimbulkan kemiskinan untuk orang
tersebut. Untuk itu terus kembangkan dan berbagilah ilmu tersebut karna sebuah
ilmu tidak akan habis jika dibagikan justru akan bertambah.
Sumber:
· http://kategori-baca.blogspot.com/2013/01/iptek-dan-kemiskinan.html
0 komentar:
Posting Komentar