Minggu, 22 Desember 2013
Pertentangan Sosial dan Integrasi dalam Bermasyarakat
00.36
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalm hidup
bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial tak akan pernah lepas dari yang
namanya pro dan kontra. Nah, dari pro dan kontra itulah dapat menyebabkan pertentangan
sosial di masyarakat bahkan dapat menimbulkan konflik. Dari sebuah konflik
tersebut bisa menimbulkan perpecahan dalam bermasyarakat.
Hal-hal seperti
itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
·
Perbedaan
Kepentingan
Maksudnya
adalah setiap individu pasti mempunyai pendapat atau kepentingan yang berbeda
dengan yang lainnya. Terkadang dari pendapat atau kepentingan tersebut bisa
menyebabkan perdebatan yang bisa berakhir secara damai atau sebaliknya berakhir
secara anarkis.
·
Diskriminasi
Diskriminasi
secara harfiah berarti "perbedaan". Diskriminasi ini memiliki arti memperlakukan orang
secara berbeda atau kelompok (biasanya minoritas) berdasarkan karakteristik
yang berbeda seperti asal, ras, asal negara, agama, keyakinan politik atau
agama, kebiasaan sosial, jenis kelamin, orientasi seksual, bahasa, cacat, usia,
dll.
·
Etnosentrisme
yaitu
suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya
sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai
tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau
menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap
etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.
untuk membahas
lebih lanjut langsung saja di bab beriku
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pertentangan
Sosial
Pertentangan
adalah sutu hal yang dapat di artikan suatu konflik,yang di mana konflik ini
memiliki suatu fakta yang bertabrakan berlawanan dengan pihak lain yang akan
menimbulkan suatu masalah yang pelik apabila konflik atau pertentangan ini
tetap ada dan tanpa ada yang namanya perdamaian dari kedua belah pihak.
Sedangkan sosial sendiri mempunyai makna “masyarakat”. Sedangkan pertentangan
sosial sendiri adalah suatu kegiatan
yang menentang ilmu - ilmu sosial yang biasanya terjadi karena
kesalahpahaman. contoh pertentangan sosial adalah tauran, kerusuhan, perang
antar suku dan banyak lagi.
Konflik
merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang
sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik
(pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari
pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan
yang kasar atau perang.
Terdapat 3
elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
·
Terdapatnya
dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
·
Unti-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan,
tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun
gagasan-gagasan
·
Terdapatnya
interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Adapun
cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
·
Elimination:
Adalah
pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan
dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok
kami sendiri.
·
Subjugation atau domination:
Adalah
orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau
pihak lain untuk mentaatinya.
·
Mjority Rule:
Adalah
suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa
mempertimbangkan argumentasi.
·
Minority Consent:
Adalah
kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa
dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan
bersama.
·
Compromise:
Adalah
kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan
mendapatkan jalan tengah.
·
Integration:
Adalah
pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua
pihak.
Integrasi
Sosial
Integrasi berasal dari bahasa inggris
"integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi
sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling
berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Adapun
definisi lain tentang integrasi
adalah sebagai berikut:
·
suatu
keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas
terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan
kebudayaan mereka masing-masing.
·
Pengendalian
terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
·
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan
unsur-unsur tertentu.
Sedangkan
integrasi sosial adalah suatu proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan bermasyarakat. Integrasi sosial akan terbentuk
apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas
teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial. Fungsi integrasi sosial sendiri agar masyarakat
tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik
maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Menurut
pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa
terintegrasi di atas dua landasan berikut :
·
Suatu
masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di
antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan
yang bersifat fundamental (mendasar)
·
Masyarakat
terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari
berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang
terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera
dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota
masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Adapun
bentuk-bentuk integrasi sosial ada
2, yaitu:
·
Asimilasi
yaitu pembauran Kebudayaan yang disertai
dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
·
Akulturasi
yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing
tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Akulturasi juga
dipengaruhi 2 faktor, faktor internal dan faktor eksternal. Berikut adalah
penjelasan tentang faktor akulturasi.
1.
Faktor
internal
§ Kesadaran diri
sebagai makhluk sosial
§ Tuntutan
kebutuhan
§ Jiwa dan semangat
gotong royong
2.
Faktor
eksternal
§ Tuntutan
perkembangan zaman
§ Persamaan
Kebudayaan
§ Terbukanya
kesempatan berpartisipasi dalam bermasyarakat
§ Persamaan visi,
misi, dan tujuan
§ Sikap toleransi
§ Adanya consensus
nilai
§ Adanya tantangan
dari luar
Contoh kasus pertentangan sosial dan
integrasi dalam bermasyarakat
Seperti peristiwa di Bima, Nusa Tenggara Timur,
terjadinya pertumpahan darah karena adanya perselisihan antara warga dengan
perusahaan pertambangan yang akan membuka lahan pertambangan di wilayah tersebut
namun di tolak oleh masyarakat di wilayah tersebut.
Untuk
mengurangi kasus-kasus seperti itu setiap individu harus menanamkan menanamkan
sikap dan kesediaan menenggang dan sikap terbuka golongan penguasa sehingga
meniadakan kemungkinan deskriminasi.
BAB III
Penutup
· Kesimpulan
Sumber konflik itu sangat beragam
dan kadang sifatnya tidak rasional. Oleh karena kita tidak bisa menetapkan
secara tegas bahwa yang menjadi sumber konflik adalah sesuatu hal tertentu,
apalagi hanya didasarkan pada hal-hal yang sifatnya rasional. Banyak faktor
yang bisa memicu konflik(pertentangan) sosial seperti: perbedaan pendapat atau
kepentingan, persaingan antar individu bahkan kelompok, adanya salah paham, dan
lain-lain
·
Saran
Untuk mengurangi konflik-konflik
tersebut, setiap individu harus menanamkan menanamkan sikap dan kesediaan
menenggang dan sikap terbuka golongan penguasa sehingga meniadakan kemungkinan
deskriminasi. Dan setiap masala tidak lah perlu diselesaikan dengan kekerasan
ata bahkan dengan pertumpahan darah. Setiap perdebatan bisa diselesaikan dengan
musyawarah agar Indonesia ini semakin damai
Sumber:
·
http://agilpradifta.wordpress.com/2013/01/02/masalah-pertentangan-sosial-dan-integrasi/IPTEK dan Kemiskinan
00.34
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pada
era globalisasi ini kemajuan IPTEK dimuka bumi ini makin pesat. Yang dimana
ilmu pengetahuan sangat dibuuhkan untuk perkembangan akal manusia agar tidak
ketinggalan informasi, sedangkan teknlogi dibutuhkan untuk mempermudah
pekerjaan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Ilmu pengetahuan ini ditujukan
untuk para generasi muda agar bisa makin diasah dan makin berkembang ilmu yang
mereka miliki. Karena apabila mereka tidak mengasahnya ilmu itu sendiri dapat
hilang secara otomatis dari otak karena tidak ada penambahan dan pengasahan
ilmu tersebut, dengan kata lain anak tersebut malas untuk belajar dan mencari
ilmu untuk ke depannya. Nah akibat dari semua itu dapat menimbulkan kemiskinan
karena tidak ada inovasi, kreatif dan sebagaimana mestinya.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
IPTEK Dan Kemiskinan
I.
Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan dan teknologi atau lebih dikenal dengan IPTEK mempunyai banyak
pengertian menurut para ahli. Dari keseragaman pendapat itu, dapat disimpulkan
bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh
dalam pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/
logis, empiris, umum dan akumulatif. Sedangkan untuk mengartikan pengetahuan
sendiri ada beberapa tokoh yang mengungkapkan pendapatnya seperti:
1.
Bacon dan David Home menyatakan, bahwa
pengetahuan sebagai pengalaman indera dan bathin.
2.
Immanuel Kant menyatakan bahwa
pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman.
3.
Phyrro menyatakan bahwa tidak ada
kepastian dalam pengetahuan.
Secara
umum, pengatahuan adalah kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil penggunaan
panca inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, dan
penerangan-penerangan yang keliru.
Ilmu
pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan
yang disusunnya yaitu :
1.
Epistemologis
merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh
ilmu pengetahuan.
2.
Ontologis merupakan
hakekat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup ujud
yang menajdi objek penelaahannya. Atau dengan kata lain ontologism merupakan
objek formal dari suatu pengetahuan.
3.
Aksiologis adalah
asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
II.
Teknologi
“Technology” atau dikenal dengan
teknolgi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara
mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala
nilai yang ada. Tujuan dari adanya teknolgi untuk memecahkan masalah-masalah
praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi manusia
atau dengan kata lain mempermudah pekerjaan manusia.
Sedangkan ada maksud yang mengatakan
teknologi yang tepat guna mempunyai tiga persyaratan yaitu:
a. Persyaratan Teknis,yang termasuk di
dalamnya adalah:
·
Memperhatikan kelestarian tata
lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin
bahan baku dan
sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor.
·
Jumlah produksi harus cukup dan mutu
produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
·
Menjamin agar hasil dapat diangkut ke
pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas
mutu hasil.
·
memperlihatkan tersedianya peralatan
serta operasi dan perawatannya.
b.
Persyaratan Sosial,
meliputi :
·
Memanfaatkan keterampilan yang sudah
ada.
·
Menjamin timbulnya perluasan lapangan
kerja yang dapat terus menerus berkembang.
·
Menekan seminimum mungkin pergeseran
tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
·
Membatasi sejauh mungkin timbulnya
ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar peningkatan produksi
berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial
dan budaya yang dinamis.
c. Persyaratan
Ekonomik, yaitu :
·
Membatasi sedikit mungkin kebutuhan
modal.
·
Mengarahkan pemakaian modal agar
sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional.
·
Menjamin agar hasil dan keuntungan
akan kembali kepada produsen.
·
Dapat mengarahkan lebih banyak
produsen ke arah cara penghitungan ekonomis yang sehat.
III.
Kemiskinan
Kemiskinan pada dasarnya merupakan
salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya
pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan yang dimaksud adalah
kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan
apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok
seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh. Atau dengan pendapat lain, yaitu
adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang
dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Kemiskinan menurut pendapat umum dapat
dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
A.
Kemiskinan
yang disebabkan aspek badaniah dan mental seseorang.
Pada aspek badaniah, biasanya orang
tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat
jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat malas
bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
B.
Kemiskinan
yang disebabkan oleh bencana alam.
Biasanya pihak pemerintah menempuh dua
cara, yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan
mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
C.
Kemiskinan
buatan atau kemiskinan struktural.
Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada
kemiskinan dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena
struktur ekonomi, sosial dan politik.
Usaha memerangi kemiskinan dapat
dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan dan memberikan pendapatan yang layak
kepada orang-orang miskin. Karena dengan cara ini bukan hanya tingkat
pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai manusia dan sebagai warga
masyarakat dapat dinaikkan seperti warga lainnya. Dengan lapangan kerja dapat
memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan merangsang berbagai
kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.
IV.
Hubungan antara IPTEK dengan
kemiskinan
Hubungan antara ilmu dan pengetahuan
itu seperti tidak dapat dipisahkan. Bahkan ada teori yang mengatakan bahwa
hubungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai berikut:
“Ilmu
tanpa teknologi adalah steril dan teknologi tanpa ilmu adalah statis (Ilmu
tanpa teknologi tidak berkembang dan teknologi tanpa ilmu tidak berakar).
IPTEK
sendiri pastinya mempunyai dampak positif dan dampak negatif, berikut adalah
penjelasannya:
Dampak Positif
|
Dampak Negatif
|
a)
Memberikan
berbagai kemudahan
b)
Mempermudah
meluasnya berbagai informasi
c)
Bertambahnya
pengetahuan dan wawasan
|
a)
Mempengaruhi pola berpikir
b)
Hilangnya budaya Tradisional
c)
Banyak menimbulkan berbagai
kerusakan
|
Dalam hal kemiskinan struktural,
ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat
dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula.
Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan
terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Kemiskinan diantaranya disebabkan
oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber
kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem
atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Contoh kasus:
Tika Bisono: Anak-anak Indonesia Harus Tahu Perkembangan TI
Sumber: Kompas.com
SELASA, 19 FEBRUARI 2008 | 19:04 WIB
JAKARTA, SELASA – Selama beberapa tahun terakhir ini perkembangan
teknologi informasi (TI) semakin maju sejalan dengan kebutuhan manusia yang
semakin meningkat. Pengenalan terhadap perangkat teknologi pun seharusnya sudah
dilakukan sejak dini agar tidak “gaptek” atau gagap teknologi di era
globalisasi yang semakin berkembang apalagi di Indonesia.
“Anak-anak Indonesia seharusnya sudah dikenalkan pada teknologi
itu sejak pre-school. Sekitar usia empat tahun.” ujar Tika Bisono, dalam acara
Memanfaatkan Perangkat Tehnologi untuk Pengembangan Kreativitas Anak, di
Kidzania, Jakarta, Selasa (19/2).
Menurut Tika Bisono, penggunaan teknologi informasi yang semakin
canggih pada anak-anak, seharusnya mendapat pendampingan dari orang tua.
“Orangtua dapat mengarahkan anak-anak dalam penggunaan perangkat-perangkat
teknologi tersebut, sehingga penggunaannya tidak melewati batas-batasnya. Tapi
orangtuanya harus belajar dulu. Ya perlu semacam edukasi teknologi untuk
orangtua,” ujar Tika.
Menurut hasil penelitian lembaga riset pasar ritel dan konsumen
global, NPD Group yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat, pada
pertengahan 2007, anak-anak usia empat sampai lima tahun yang berada di Amerika
Serikat, paling sering menggunakan perangkat teknologi komputer.
Walaupun penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat namun
hasilnya bisa menjadi sebuah rujukan bagi negara-negara berkembang seperti
Indonesia, seiring dengan meningkatnya fenomena anak-anak yang akrab dengan
dunia TI.
Tika mengungkapkan saat ini anak-anak kelas menengah keatas di
Indonesia memiliki kemampuan yang tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek), karena memiliki akses yang memadai. “Ini seharusnya menjadi
sorotan pemerintah. Bagaimana anak-anak menengah ke bawah pun bisa memiliki
akses untuk tahu tentang kemajuan teknologi,” tambah Tika.
Pembahasan:
Dari studi kasus diatas pembangunan ekonomi di Indonesia memang
belum merata disetiap daerah. Hal ini dapat dibuktikan dari masih minimnya
sarana teknologi untuk siswa-siswa yang masih tinggal di daerah terpencil.
BAB III
Penutup
1) Kesimpulan
Seiring berjalannya waktu, IPTEK pasti
akan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Setiap individu berlomba-lomba
menciptakan hal-hal yang baru. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
diprihatinkan untuk anak remaja masa kini sebagai penerus generasi bangsa. Tapi
tidak menutup kemungkinan semua orang untuk tetap mengembangkan IPTEKnya. Sangat
diprihatinkan karena mereka (generasi penerus) kadang salah mengartikan apa itu
ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih. Ilmu pengetahuan dan teknologi
zaman sekarang ternyata disalahgunakan contohnya ilmu yang seharusnya ia
kembangkan malah dibiarkan begitu saja layaknya air yang mengalir, padahal
kalau tidak diasah terus menerus ilmu itu akan menghilang secara otomatis dari
otak karena tidak ada penambahan dan pengasahan ilmu tersebut, dengan kata lain
anak tersebut malas untuk belajar dan mencari ilmu untuk ke depannya. Karena sebenarnya
kemalasan tersebut lah sebagai faktor utama penyebab kemiskinan dimuka bumi.
2)
Saran
Dalam hidup era gloalisasi ini harus
lah tetap mengembangkan IPTEK. Sebab jika sebuah ilmu itu tidak dikembangkan ilmu
itu akan ”stuck” dan tidak akan mengalami kemajuan atau istilahnya adalah “Gaptek
atau Gagal technology”.Akibatnya dari semua itu dapat menimbulkan kemiskinan untuk orang
tersebut. Untuk itu terus kembangkan dan berbagilah ilmu tersebut karna sebuah
ilmu tidak akan habis jika dibagikan justru akan bertambah.
Sumber:
· http://kategori-baca.blogspot.com/2013/01/iptek-dan-kemiskinan.htmlAgama dan Masyarakat
00.32
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dalam hidup didunia ini, setiap manusia
pasti akan mendapat masalah. Untuk itu manusia perlu pedoman agar tidak
tersesat atau salah melangkah. Di dunia ini ada banyak agama yang dianut oleh
manusia, tak terkecuali di Indonesia. Indonesia sendiri Negara yang akan
keragaman suku, ras, etnis, kebudayaan bahkan agama. Ada 6 agama yang diakui di
Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, Budha dan Khong Hu Cu. Perlu adanya
pemersatu di Indonesia agar tidak terjadi perpecahan contohnya bhineka tunggal ika.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Agama dan Masyarakat
a)
Pengertian agama
Agama menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga
disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Di Indonesia ada
6 agama yang resmi diakui yaitu agama Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, Budha dan
Khong Hu Cu. Atau jika di persentase berdasarkan data tahun 2010 adalah sebagai
berikut:
Dalam
UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih
dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk
menyembah, menurut agama atau kepercayaannya” atau dalam Penetapan Presiden No 1 tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan
dan/atau Penodaan Agama pasal 1
juga disebutkan bahwa “Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia
ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius)”.
Berikut
adalah sedikit penjelasan tentang agama yang di Indonesia
1. Islam
Indonesia
merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, dengan 88% dari
jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas Muslim dapat dijumpai
di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera. Masuknya agama islam
ke Indonesia melalui perdagangan.
2. Hindhu
Kebudayaan
dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi, bersamaan waktunya
dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan
Hindu-Buddha seperti Kutai, Mataram dan Majapahit.
3. Budha
Buddha
merupakan agama tertua kedua di Indonesia, tiba pada sekitar abad keenam
masehi. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu.
4. Kristen
Katolik
Agama
Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad
ketujuh di Sumatera Utara. Dan pada abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik
di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa
Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.
5. Kristen
Protestan
Kristen
Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda (VOC), pada
sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mengutuk paham Katolik dengan sukses
berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia.Agama ini
berkembang dengan sangat pesat di abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan
para misionaris dari Eopa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah
barat Papua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda.
6. Khong Hu Cu
Agama
Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa
dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang Tionghoa tiba di
kepulauan Nusantara. Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitik
beratkan pada kepercayaan dan praktik yang individual.
b)
Fungsi dan peran
Agama dalam bermasyarakat
Bicara soal agama banyak sekali fungsi dari agama,
berikut adalah Fungsi Agama menurut Prof.Dr.H. Jalaluddin ada 8 yaitu:
i)
Fungsi Edukatif
Agama memberi penganjaran dan bimbingan kepada kita
tentang sejarah agama.
ii)
Fungsi Penyelamat
Agama
memberi kita pedoman agar kita melakukan perbuatan yang terpuji. yang membuat
hidup kita selamat didunia dan diahkirat.
iii)
Fungsi Perdamaian
Agama
menuntun seorang/sekelompok orang yang bersalah atau berdosa mencapai kedamaian
batin dan perdamaian dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Alloh. Tentu dia/mereka
harus bertaubat dan mengubah cara hidup.
iv)
Fungsi Kontrol Sosial
Agama
membentuk penganutnya makin peka terhadap masalah-masalah sosial seperti,
kemaksiatan, kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan.
v)
Fungsi mumupuk Persaudaraan
Agama
mengajarkan untuk hidup saling tolong-menolong
maka akan membangun hubungan persaudaraan yang kokoh.
vi)
Fungsi Pembaharuan
Agama
dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru.
vii) Fungsi
Kreatif
Agama
mengajarkan untuk bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri
tetapi juga bagi orang lain.
viii)
Fungsi Sumbimatif (bersifat perubahan emosi)
Agama
mengajarkan untuk mensucikan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat
agamawi, melainkan juga bersifat duniawi.
Contoh
kasus:
Karena kebebasan individu memeluk agama di Indonesia,
justru makin membuat banyak ajaran-ajaran baru masuk ke Indonesia dan banyak
juga aliran-aliran sesat yang tumbuh di lingkungan masyarakat seperti contoh
kasus lia eden dibawah ini:
(aan/nrl) : Lia Eden Hadapi Pledoi, Pendukung Usung Tongkat Wahyu
Sumber : Detik.com
Senin,
25 Mei 2009 16:04 WIB
Jakarta -
Sidang pemimpin sekte 'Kerajaan Tuhan' Lia Eden memasuki agenda pembacaan
pledoi. Puluhan pengikut Lia Eden turut menyaksikan jalannya sidang sambil
mengusung peti berisi tongkat wahyu dan mahkota.
Sidang Lia Eden digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Jalan Gadjah Mada, Jakarta, Senin (25/5/2009).
2 Orang tampak membawa peti besar warna hijau tua dan 1 orang perempuan tampak membawa peti kecil warna coklat.
"Ini isinya tongkat wahyu. Yang coklat itu crown (mahkota)," kata salah seorang pengikut Lia Eden.
Pengikut Lia lalu masuk ke ruang sidang Profesor R Oemar Senoadji sejak pukul 15.50 WIB. Peti tersebut pun diletakkan di dalam ruangan. Pengikut Lia juga berdoa sebelum sidang dimulai.
Lia Eden tampak mengenakan baju putih. Sidang hingga pukul 16.00 WIB belum juga dimulai.
Sidang Lia Eden digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Jalan Gadjah Mada, Jakarta, Senin (25/5/2009).
2 Orang tampak membawa peti besar warna hijau tua dan 1 orang perempuan tampak membawa peti kecil warna coklat.
"Ini isinya tongkat wahyu. Yang coklat itu crown (mahkota)," kata salah seorang pengikut Lia Eden.
Pengikut Lia lalu masuk ke ruang sidang Profesor R Oemar Senoadji sejak pukul 15.50 WIB. Peti tersebut pun diletakkan di dalam ruangan. Pengikut Lia juga berdoa sebelum sidang dimulai.
Lia Eden tampak mengenakan baju putih. Sidang hingga pukul 16.00 WIB belum juga dimulai.
Pembahasan :
Dari contoh kasus diatas sebagai bukti bahwa semakin hari
semakin banyak saja penyimpangan-penyimpangan agama dalam masyarakat. Itu hanya
satu dari sekian banyak kasus yang terjadi di Indonesia. Untuk itu masyarakat
patut waspada terhadap aliran-aliran sesat yang terjadi di Indonesia. Apabila ada
ritual-ritual yang diluar nalar yang tidak masuk akal kita seharusnya sudah
dapat sadar bahwa aliran tersebut adalah aliran sesaat. Sebaiknya kita menjauh
dari komunitas tersebut dan melaporkan pada pihak berwenang untuk mengurus
aliran tersebut.
BAB III
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Di zaman yang modern ini, peran agama sangat
dibutuhkan. Peran agama disini sebagai pedoman manusia atau bahkan masyarakat agar
tidak tersesat kepada aliran-aliran yang tidak jelas asal muasalnya dan tetap
kepada jalan yang benar. Jika di dunia ini tidak ada agama, justru bisa hancur
dengan sekejap saja. Jadi agama itu sangat penting untuk manusia baik dalam hidup
didunia ataupun hidup di akhirat nanti.
Ø Saran
Jaga lah persatuan dan kesatuan antar suku,
ras, bahkan agama, dengan saling menghargai dan tidak saling memprovokator. Dengan
meninggikan rasa toleransi kita terhadap
sesama slogan Indonesia yang berbunyi “bhineka
tugal ika” pun dapat dengan mudah terwujud.
Sumber :
·
http://defanani.blogspot.com/2012/10/fungsi-agama-dalam-kehidupan-masyarakat.html
Langganan:
Postingan (Atom)